Sekolah Islam Albayyinah

MASAIL HAIDH

Jan 26, 2011 ISLAM Comments Off on MASAIL HAIDH

RINGKASAN KAJIAN FIQHUN NISA’

(KELAS VIII)

BAB. HAIDH

Pengertian Haidh :

– Secara bahasa haidh adalah bentuk mashdar dari kata Haadho (حاض ) yang berarti mengalir.

– Adapun menurut istilah yang dimaksud dengan haidh yaitu : mengalirnya darah thobi’I yang dikeluarkan rahim ketika seorang wanita mencapai usia baligh.

Tanda-tanda darah haidh :

1. Berwarna hitam pekat.

2. Kental/kasar.

3. Bau.

Menurut ilmu kedokteran modern termasuk salah satu tanda darah haidh yaitu tidak membeku.

Hadits Pertama :

عن عائشة رضي الله عنها أن فاطمة بنت أبي حبيش كانت تستحاض فقال لها رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن دم الحيض دم أسود يعرف, فإذا كان ذلك فأمسكي عن الصلاة, فإذا كان الأخر فتوضئي و صلي

Dari ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha bahwasanya Fathimah binti Abi Hubaisy mengalami istihadhoh. Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda kepadanya, “Sesungguhnya darah haidh itu adalah darah hitam yang dikenali. Maka apabila seperti itu janganlah sholat. Dan apabila yang lain, berwudhu’lah dan sholatlah”.[1]

Penjelasan :

– Istihadhoh yaitu berlanjutnya darah seorang wanita keluar melebihi kebiasaannya di (hampir) mayoritas bulan. Sebagian ulama membatasinya apabila melebihi lima belas hari.

– Darah Istihadhoh memiliki cirri-ciri yang berlawanan dengan darah haidh.

Ciri-ciri Darah Haidh ciri-ciri Darah Istihadhoh

1. berwarna hitam berwarna merah

2. Kental/kasar cair/encer

3. Bau tidak sedap tidak berbau

– Wanita yang haidh tidak boleh melakukan sholat.

– Sebaliknya wanita yang istihadhoh tetap wajib menegakkan sholat.

– Apakah ada batasan usia untuk permulaan dan akhir masa haidh bagi wanita?

Pendapat yang paling kuat Insya Allah, bahwasanya tidak ada batasan untuk itu, baik usia pertama haidh maupun berakhirnya.

Dalil :

1. Firman Allah Ta’ala di dalam surat Al Baqoroh : 222 yang artinya, “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhamad) tentang haidh. Katakanlah ia adalah darah”.

Di ayat ini Allah menyebutkan tentang haidh secara mutlak (tanpa batasan).

2. Begitu juga haditsd-hadits Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama menyebutkan haidh dengan mutlak tanpa membatasinya.

Maka apa saja yang ada di dalam Al Qur’an dan As Sunnah secara mutlak (tanpa batasan) maka membatasinya dengan sesuatu membutuhkan dalil yang lain. Dan tidak ada dalil yang shohih dan shorih memberikan batasan dalam masalah ini. (Fathu Dzil Jalaalil wal Ikrom 1/379-382) (Selasa 25/01/2011)

[1] Dikeluarkan oleh Abu Dawud (286, 303), An Nasa-I (1/123), Ibnu Hibban (1328) dan Al Hakim (1/281). An Nawawi berkata (2/382), “Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya dengan sanad-sanad yang shohihah”.

happy wheels